Salahsatu dari keutamaan Alquran, seperti seringkali dibicarakan, adalah keindahan bahasanya. Belakangan, para peneliti modern dengan memanfaatkan kemajuan sains dan teknologi mengungkap kenyataan baru tentang adanya hubungan makna antara kata-kata tertentu dalam Alquran, yang mempunyai frekuensi penyebutan yang sama banyak.
Romadhonadalah bulan diturunkannya Al-Qur'anul Karim, tepatnya pada malam 17 menurut qoul termasyhur. di gua ghiro' kepada Nabi Muhammad SAW. Pada malam Romadhon mari kita berlomba-lomba membaca Al-Qur'an baik dirumah-rumah, di musola atau dimajlis-majlis ilmu. Ya Rosulalloh salamun ‘alaik Kelawan Alloh kang moho suci Ya rofi ‘asyani
TafsirQS. Al-A'raf Ayat 46 Tafsir Ringkas Kemenag. Dan di antara keduanya, yakni di antara penghuni surga dan neraka, ada tabir, dinding kokoh yang memisahkan mereka (Lihat: Surah al-Hadid/57: 13), dan di atas dinding tersebut terdapat A'raf yaitu tempat yang tertinggi, yang di atasnya ada orang-orang yang kebaikannya sama dengan keburukannya sehingga mereka
JAKARTA Tata cara membaca Yasin Fadilah perlu diketahui setiap Muslim untuk diamalkan. Surat Yasin merupakan surat ke-83 dalam Al Quran yang disebut juga sebagai qolbul qur’an. Terdapat banyak sekali keutamaan membaca Surat Yasin.Salah satunya adalah akan diampuni dosa-dosanya sebagaimana disampaikan dalam hadits berikut.
Pahamini jelas bertentangan dengan Al- Qur’an sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 19 dan 85 diatas, dan lebih tegas lagi dalam surat Al Maidah ayat 72 dan 73. Disamping menghadapi umat yang berbeda keyakinan dan agama , kita juga akan menghadapi perpecahan dan perbedaan pendapat dikalangan umat Islam sendiri.
Bisadikatakan, Thala’al Badru ‘Alaina merupakan tonggak sejarah kemunculan dan berkembangnya nasyid hingga saat ini. Dengan doa kepada Allah semata. NASYID dalam pengertian senandung, nyanyian, atau syair sudah berkembang saat Islam hadir didakwahkan Rasulullah SAW di Jazirah Arab. Rasulullah SAW saat itu “mendiamkan” (taqrir) atau
ImamAbu Mansur al-Maturidi (W. 333 H) dalam tafsir Ta’wilat Ahl al-Sunnah melihat adanya kemungkinan dhamir pada kata anzalnahu (أَنْزَلْنَاهُ) tidak kembali kepada Al-Quran tetapi kepada “kedamaian” yang ditunjukan oleh kata salamun (سَلاَمٌ) yang terdapat pada ayat 5 surah al-Qadar.
92mR2. SEVEN SALAMS Seven verses of the Qur’an in which the word salam سلام, “peace,” occurs— Surah xxxvi. 58 “Peace shall be the word spoken unto the righteous by a merciful God.” Surah xxxvii. 77 “Peace be on Noah and on all creatures.” Surah xxxvii. 109; “Peace be on Abraham.” Surah xxxvii 120 “Peace be on Moses and Aaron.” Surah xxxvii. 130 “Peace be on Elias.” Surah xxxvii. 181 “Peace be on His apostles.” Surah xxxvii. 5 “It is peace until the breaking of the morn.” These verses are recited by the religious Muslim during, sickness, or in seasons of danger or distress. In some parts of Islam it is customary to write these seven verses of the Qur’an on paper and then to wash off the ink and drink it as a charm against evil. Based on Hughes, Dictionary of Islam
Uploaded bybarassa 0% found this document useful 0 votes5K views1 pageDescriptionDuaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes5K views1 pageLes 7 Salams Du CoranUploaded bybarassa DescriptionDuaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 1Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Asalamualaikum dan salam Jumaat penghulu segala hari...izinkan kak rose nak tepek kat sini perkongsian dari wall fb untuk kita semua, terutama untuk diri sendiri mengamalkannya.. terima kasih dengan perkongsian ini..7 SALAMUNKegunaannya adalah untuk melembutkan hati musuh, menjinakkan binatang buas dan merawat penyakit. 1. Salamun Qaulam Mirrabbirrahim.سَلَـٰمࣱ قَوۡلࣰا مِّن رَّبࣲّ رَّحِیمࣲ[Surah Ya-Seen 58]2. Salamun 'Ala Nuhin Fil 'Alamiin.سَلَـٰمٌ عَلَىٰ نُوحࣲ فِی ٱلۡعَـٰلَمِینَ[Surah As-Saaffat 79]سَلَـٰمٌ عَلَىٰۤ إِبۡرَ ٰهِیمَ[Surah As-Saaffat 109]4. Salamun Ala Musa Wa Harun.سَلَـٰمٌ عَلَىٰ مُوسَىٰ وَهَـٰرُونَ[Surah As-Saaffat 120]سَلَـٰمٌ عَلَىٰۤ إِلۡ یَاسِینَ[Surah As-Saaffat 130]6. Salamun Hiya Hatta Mat La’il Fajr سَلَـٰمٌ هِیَ حَتَّىٰ مَطۡلَعِ ٱلۡفَجۡرِ[Surah Al-Qadr 5]7. Wasalamun 'Alal Mursalin. Walhamdulillahi robbil 'Alamiin.وَسَلَـٰمٌ عَلَى ٱلۡمُرۡسَلِینَ وَٱلۡحَمۡدُ لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِینَ[Surah As-Saaffat 181 - 182]Kegunaannya adalah untuk melembutkan hati musuh, menjinakkan binatang buas dan merawat penyakit.* Untuk merawat penyakit, bacakan ayat 7 salamun ini sebanyak 21 kali lalu tiup di air dan minum atau di buat mandi.* Untuk melembutkan hati musuh atau menjinakkan binatang buas, bacakan ayat ini 7 kali lalu tiup ke arah orang yang di tuju.* Amalkan ayat ini selepas solat. Jumlah wiridnya seikhlas Fb Rahmat Rahman Wallahu'alamPerhatian. Sebaiknya Baca Ayat 7 SALAMUN ini menggunakan Ayat Al Quran supaya tidak lari drpd
Oleh Ahmad Hasanuddin Umar * Waktu kecil, sekitar tahun 80-an, saya diajarkan oleh guru ngaji dikampung, termasuk oleh ayah saya, untuk membaca do’a salāmun alā Nūhin fil Ālamīn ketika mau ke kebun atau ketika akan berjalan di antara semak-semak yang rimbun, tujuannya supaya aman dari gigitan ular berbisa atau hewan-hewan lain yang berbahaya, seperti kalajengking, dan yang lainnya. Ajaran ini terus saya praktekan setiap kali saya berjalan diantara semak-semak yang rimbun, saat akan membersihkan kebun misalnya, atau sekedar hanya berjalan melewati semak-semak karena tidak ada pilihan jalan alternatif yang bisa dilewati. Setelah saya masuk pesantren Gontor tahun 1993/1994, dan belajar bahasa Arab sungguh-sungguh karena sebelum masuk Gontor, saat belajar di MI dan MTs, pernah juga belajar bahasa Arab, tapi kurang serius saya mulai bertanya apa relevansi do’a ini dilihat dari sisi maknanya dengan keselamatan kita dari hewan yang berbahaya, meskipun demikian saya tetap mengamalkannya hingga dewasa. Munculnya pertanyaan dibenak saya, karena do’a yang diambil dari ayat ke-79 QS. As-Shāfāt ini jelas sekali maknanya, sepertinya relevansin makna ayat ini dengan keinginan selamat dari hewan berbisa agak jauh, mari kita perhatikan ayatnya ; سَلَـٰمٌ عَلَىٰ نُوحࣲ فِی ٱلۡعَـٰلَمِینَ. سورة الصافات ٧٩ ”Keselamatan Kami limpahkan atas Nuh di seluruh alam.” Isinya penegasan dari Allah, atau semacam garansi bahwa Allah akan menjamin keselamatan bagi Nabi Nuh di seluruh alam ini, begitu makna yang kita dapatkan ketika membaca ayat diatas, termasuk jika kita buka kitab Tafsir al-Muyassar atau Tafsir al-Wasīth, yang kedua kitab tafsir tersebut menjelaskan makna ayat diatas dengan penjelasan yang hampir sama atau senada Misal dalam tafsir al-Wasīth dijelaskan ; سلام على نوح فى العالمين أى تحية وأمان وثناء جميل على نوح فى العالمين. “Keselamatan atas Nuh di seluruh alam maksudnya adalah penghormatan, keamanan dan pujian yang baik terlimpahkan kepada Nuh di seluruh alam.” Sementara dalam tafsir al-Muyassar dijelaskan ; أمان لنوح وسلامة له من أن يُذْكر بسوء في الآخِرين، بل تُثني عليه الأجيال من بعده. “Keamanan untuk Nur dan keselamatan baginya dari sebutan yang buruk digenerasi berikutnya, bahkan dia akan dipuji dengan kebaikan oleh generasi setelahnya.” Ini adalah garansi dari Allah kepada Nuh setelah berdo’a kepada Allah memohon kemenangan atas orang-orang kafir, yang telah mendustakan dakwahnya Nabi Nuh dan mengusir beliau dari kampungnya, sebagaimana cerita ini di abadikan dalam QS. Al-Qamar ayat 9 sampai ayat 10. BAGAIMANA KEMUDIAN AYAT INI DIAJARKAN MENJADI DO’A ? Seperti yang saya ceritakan diawal tulisan ini, saya mendapatkan waktu kecil dulu ayat ini diajarkan menjadi do’a untuk menjaga diri dari bahaya hewan-hewan berbisa. قال سعيد بن المسيب وبلغني أنه من قال حين يمسي سلام على نوح في العالمين لم تلدغه عقرب. Saat saya tadarrus membaca QS. As-Shāfāt dari ayat 75-82 didampingi kitab Aisaru at-Tafāsīr li Kalāmi al-Aliyi al-Kabīr karya As-Syaikh Abū Bakar Jābir al-Jazāiriy, saya mendapatkan riwayat atsar tabi’in yang bernama Sa’id bin al-Musayyab rahimahullāh, dalam catatan kaki penjelasan faidah dari ayat 79 dari QS. As-Shāfāt diatas. Berkata Sa’id bin al-Musayyab “Telah sampai kepadaku bahwasannya barangsiapa ketika sore hari membaca salāmun alā Nūhin fil Ālamīn, maka dia tidak akan disengat kalajengking.” Riwayat ini disebutkan juga oleh Abu Amru dan Ibnu Abdil Bar dalam kitab at-Tamhīd dan di nukil darinya oleh al-Imam al-Qurthubi. Dari Atsar diatas inilah guru ngaji saya dikampung dan ayah saya mengajarkan ayat diatas sebagai do’a untuk menjaga diri dari hewan-hewan berbisa. ADA DO’A YANG LEBIH RELEVAN DAN LEBIH SHAHIH As-Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazāiriy dalam tafsirnya terhadap ayat 79 QS. As-Shāfāt diatas mengomentari riwayat Sa’id bin al-Musayyab trrsebut dengan mengatakan “ أصحّ منه قول أَعُوذُ بكَلِماتِ اللهِ التّامّاتِ مِن شَرِّ ما خَلَقَ. لصحة الحديث في ذلك. “Yang lebih shahih darinya do’a yang diambil dari ayat 79 QS. As-Shāfāt adalah A’ūdzu bi kalimātillāhi at-Tāmmāti min syarri mā khalaqa. Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah dari keburukan setiap makhluk yang Allah ciptakan.” Banyak sahabat yang meriwayatkan hadis yang isinya do’a diatas, diantaranya Khaulah bintu Hakim radhiyallahu anhā sebagaimana disebutkan oleh Muslim dalam kitab shahihnya seperti berikut ini عن خَوْلَةَ بِنْتَ حَكِيمٍ السُّلَمِيَّةَ تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ مَنْزِلِهِ ذَلِكَ. متفق عليه Dari Khaulah bintu Hakim As Sulamiyyah berkata; aku mendengar Rasululullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Barang siapa yang singgah pada suatu tempat kemudian dia berdo’a A’AUUDZU BI KALIMAATILLAHIT TAAMMAH MIN SYARRI MAA KHALAQ Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari keburukan apa saja yang Dia ciptakan, niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga di pergi dari tempat itu.” HR. Bukhari dan Muslim. Apa yang disebutkan dalam hadis inilah sesungguhnya do’a yang lebih relevan untuk kita baca saat kita takut kena sengatan hewan-hewan berbisa, baik ketika akan tidur atau ketika mampir disuatu tempat atau ketika berjalan diantara semak-semak yang rimbun. [] AHU *** ***Sampangan Lor,Rabu, 02 Rajab 1441 H / 26 Februari 2020 M * Penulis adalah Pegiat Kajian al-Qur’an dan Hadis Nabi, asal Rawailat, Dayeuh Cileungsi Bogor dan tinggal di Jogja. Tentang Ahmad Hasanuddin Umar Saya lahir pada tanggal 28 Jumadal Akhirah 1399 H bertepatan dengan 25 Mei 1979 M, di kampung Rawailat Desa Dayeuh kecamatan Cileungsi Bogor, dilingkungan keluarga yang alhamdulillah cukup religius, rumah tempat dimana saya dilahirkan, sekaligus berfungsi sebagai pesantren kecil, ada Masjid Jami' an-Nur juga Madrasah Diniyah an-Nur. Suasana keagamaan dilingkungan sekitar rumah sangat membekas dalam memori saya, setelah menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Rawailat, sekaligus di Madrasah Diniyah An-Nur Rawailat, saya melanjutkan Pendidikan di Madrasah Tsanawiyah An-Nizhamiyyah Cileungsi asuhan Drs. KH. Ahmad Marzuqi, setamat Tsanawiyah saya melanjutkan pendidikan ke Jawa Timur tepatnya di Pondok Pesantren Wali Songo Ngabar pimpinan KH. Ibrahim Thoyyib, setelah belajar selama kurang lebih satu tahun di Ponpes Wali Songo, kemudian saya pindah ke Pondok Modern Darussalam Gontor, hingga tammat sampai tahun 1998/1999, dalam asuhan Dr HC. KH. Abdullah Syukri Zarkasyi, MA, beserta KH. Hasan Abdullah Sahal dan KH. Shoiman Lukmanul Hakim. Setamat dari Gontor, saya menjalani masa pengabdian mengajar dan melanjutkan belajar menghapal al-Qur'an di Ponpes Darul Abrar Bone Sulawesi Selatan yang diasuh oleh KH. Anwar Harum, Lc dan Dr. KH. Muttaqien Said, MA, hingga bulan Juni tahun 2000. Pada tahun yang sama saya mendaftar kuliah di LIPIA dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan akhirnya saya berlabuh di UIN Jogja, mengambil Jurusan Tafsir Hadis, setelah selesai dari UIN, saya mengikuti program Akta IV di UII Universitas Islam Indonesia setelah selesai saya menempuh kuliah S1 lagi di MEDIU Medinah International University pada jurusan al-Qur'an wa Ulumuhu, sambil juga mengambil kuliah S2 Program Pascasarjana konsentrasi SQH Studi Qur'an dan Hadis. Saat ini, selain ikut terlibat mengelola Travel Haji & Umrah Lā Raiba, sekaligus sebagai pembimbing ibadah umrah, aktifitas sehari-hari saya ngajar di Ponpes Mahasiswa Takwīn Muballighīn, dan mengasuh kajian rutin di Majlis Kajian Kitab di masjid-masjid seputar Yogyakarta. Saya tinggal di Yogyakarta tepatnya di Bantul, bersama seorang istri dan 6 orang anak kami, Najwa Salma Hasan, Faruq Abdullah Hasan, Musa Abdullah Hasan, Bilal Abdullah Hasan, Naqiyya Sājidah Hasan, dan Najiyya Sājidah Hasan….[]
Oleh Rudi Sirojudin Abas Jika pada tulisan Asal Usul Rebo Wekasan di situs NU Online Jabar disinggung perihal pandangan masyarakat Arab jahiliyah tentang bulan Safar, bantahan atas kesialan di bulan Safar, bentuk amaliah ibadah di bulan Safar, serta referensi kitab yang membahas seputar pelaksanaan ibadah tertentu di bulan Safar, maka dalam tulisan berikut akan disinggung perihal ayat-ayat Al-Qur’an yang sering dipakai dalam berdoa manakala tiba di hari Rabu terakhir di penghujung bulan Safar. Ayat-ayat Al-Qur’an yang sering dipakai tabarrukan pada saat tiba di hari Rabu di penghujung bulan Safar sering disebut dengan Ayat Salamun. Mengapa disebut Ayat Salamun? Karena ayat-ayat Al-Qur’an yang dibaca kesemuanya diawali dengan kata salamun. Kata salam dalam Al-Qur’an ditulis sebanyak 41 kali. Dari sejumlah itu, hanya delapan ayat saja yang digunakan dalam Ayat Salamun. Di Indonesia, ke delapan Ayat Salamun tersebut lebih dikenal dengan istilah Ayat Salamun Rebo Wekasan. Ayat Salamun merupakan semacam rangkaian doa yang bagian dari doa tersebut diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an yang berawalan kata salamun. Sementara, Rebo Wekasan merupakan hari Rabu terakhir pamungkas di penghujung bulan Safar. Dengan demikian, Ayat Salamun Rebo Wekasan dapat diartikan sebagai rangkaian kalimat doa yang sering dibaca atau diambil manfaatnya pada saat tiba di hari Rabu terakhir pada bulan Safar yang redaksi kata dari doa tersebut diambil dari ayat-ayat Al-Qur’an yang diawali dengan kata salamun dengan tujuan agar terhindar dari berbagai wabah, musibah, maupun bencana. Dan yang ada juga yang dimaksudkan untuk mendapatkan keberkahan, kebahagiaan serta keselamatan hidup. Adapun kedelapan Ayat Salamun Rebo Wekasan yang dimaksud adalah sebagaimana berikut Pertama, ayat salamun yang terdapat dalam QS ar-Ra’d ayat 24. سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِۗ Artinya “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.” QS ar-Ra’d [13] 24. Ayat di atas merupakan kata/doa yang diucapkan malaikat untuk orang-orang beriman di saat mereka bersama nenek-nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, serta anak-anak/cucu keturunannya yang beriman pada saat berada di surga Adn QS ar-Ra’d [13] 23 akibat dari apa yang telah mereka kerjakan di dunia. Misalnya, mereka memenuhi perjanjian dengan Allah SWT maupun perjanjian dengan manusia QS ar-Ra’d [13] 20, menjaga hubungan silaturahmi dengan sesama manusia dan takut akan perhitungan hisab Allah SWT QS ar-Ra’d [13] 21, bersabar dalam melakukan ketaatan dan bersabar atas takdir yang telah diberikan Allah SWT, selalu menegakan shalat dan menginfakkan sebagian hartanya di jalan Allah, serta menolak setiap kejahatan dengan kebaikan QS ar-Ra’d [13] 22. Kedua, ayat salamun yang terdapat dalam QS Yasin ayat 58. سَلٰمٌۗ قَوْلًا مِّنْ رَّبٍّ رَّحِيْمٍ Artinya “Kepada mereka dikatakan, “Salam,” sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” QS Yasin [36] 58. Ayat di atas merupakan ucapan selamat dari Allah SWT terhadap para penghuni surga atau untuk para pasangan keluarga-keluarga beriman QS Yasin [36] 55-56 atas apa yang telah mereka lakukan di dunia, yakni dengan beriman kepada Allah SWT dan melakukan amal kebaikan. Ayat ini juga diucapkan oleh Allah SWT sebagai petanda dipisahkannya antara orang yang beriman dengan orang yang tidak beriman pada saat mendapatkan balasan di akhirat QS Yasin [36] 59. Ketiga, ayat salamun yang terdapat dalam QS as-Saffat ayat 79-80. سَلٰمٌ عَلٰى نُوْحٍ فِى كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. Artinya; ”Kesejahteraan Kami limpahkan atas Nuh di seluruh alam.” Sungguh, demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS as-Saffat [37] 79-80. Keempat, ayat salamun yang terdapat dalam QS as-Saffat ayat 109-110. سَلٰمٌ عَلٰٓى نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. Artinya ”Selamat sejahtera bagi Ibrahim.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS as-Saffat [37] 109-110. Kelima, ayat salamun yang terdapat dalam QS as-Saffat ayat 120-121. سَلٰمٌ عَلٰى مُوْسٰى كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ Artinya ”Selamat sejahtera bagi Musa dan Harun.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS as-Saffat [37] 120-121. Keenam, ayat salamun yang terdapat dalam QS as-Saffat ayat 130-131. سَلٰمٌ عَلٰٓى اِلْ كَذٰلِكَ نَجْزِى الْمُحْسِنِيْنَ. Artinya ”Selamat sejahtera bagi Ilyas.” Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” QS as-Saffat [37] 130-131. Empat ayat salamun dalam QS as-Saffat di atas diberikan kepada Nabi Nuh AS, Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi Harun AS, dan Nabi Ilyas AS. Sebagaimana diketahui bahwa mereka merupakan bagian dari para nabi dan rasul yang gigih dalam memperjuangkan kalimat tauhid la ilaha illallah tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah pada masanya. Ketujuh, ayat salamun yang terdapat dalam QS az-Zumar ayat 73. سَلٰمٌ عَلَيْكُمْ طِبْتُمْ فَادْخُلُوْهَا خٰلِدِيْنَ Artinya … “Kesejahteraan dilimpahkan atasmu, berbahagialah kamu! Maka masuklah ke dalam surga, kamu kekal di dalamnya.” QS az-Zumar [39] 73. Ayat di atas merupakan ucapan penghormatan dan penghargaan dari malaikat-malaikat penjaga pintu surga untuk orang-orang beriman atas apa yang telah mereka kerjakan di dunia, yakni dengan bertakwa kepada Allah SWT QS az-Zumar [39] 73. Kedelapan, ayat salamun yang terdapat dalam QS al-Qadr ayat 5. سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ. Artinya “Sejahteralah malam itu hingga datangnya terbit fajar.” QS al-Qadr [97] 5. Ayat di atas merupakan ayat yang berkaitan dengan kemuliaan malam Lailatul Qadar malam kemuliaan yang terjadi pada saat bulan Ramadhan. Malam Lailatul Qadar malam kemuliaan merupakan satu malam yang kadar kebaikannya lebih baik dari pada seribu bulan QS al-Qadr [97] 3, di mana pada malam itu turun para malaikat-malaikat dan malaikat Jibril ke dunia dengan seizin Allah SWT untuk mengatur segala urusan yang telah ditentukan Allah untuk satu tahun yang akan datang. Mereka juga para malaikat membawa kebaikan kepada orang-orang yang taat, berupa keselamatan, istigfar, dan doa yang diperuntukkan bagi orang-orang beriman yang pada malam itu sibuk dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT Tafsir QS al-Qadr [97] 4 dalam terjemahan Kitab Al-Mu’jam al-Mufahras li Ma’ani Al-Quranul Azim, Wahbah Zuhaili dkk, Darul Fikr Damaskus, 1416 H, hal. 599. Demikianlah doa Ayat Salamun Rebo Wekasan yang ayat-ayatnya diambil dari Al-Qur’an. Doa ini dapat dibaca di saat kita berada di hari Rabu di penghujung bulan Safar. Dalam tradisi masyarakat Indonesia, doa ini biasa dibaca pada pagi hari setelah pelaksanaan shalat sunat mutlak yang kemudian dilanjutkan dengan dzikir dan doa bersama serta dilanjutkan dengan pembagian shadaqoh berupa makanan ataupun yang lainnya. Ada juga sebagian orang yang masih mengambil berkah dari Doa Ayat Salamun Rebo Wekasan dengan cara menyimpannya di bak-bak mandi atau sumur yang kemudian dipergunakan untuk keperluan sehari-hari. Penulis adalah Warga NU, Peneliti Makam Keramat
7 salamun dalam al qur an